Senin, 07 Desember 2009

Analisa Teks Berita Tentang Tragedi WTC Dan Pentagon


Analisa Teks Berita Tentang Tragedi WTC Dan Pentagon
( Analisis semiotika berita utama di surat kabar Kompas dan Republika yang diduga bersikap menanamkan prasangka antar umat beragama periode 8-14 Oktober 2001)

Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2003-05-22 14:22:24
Oleh : Dandi Aditya (96220299), Communication Science
Dibuat : 2003-05-22, dengan 3 file

Berita muncul dalam benak manusia untuk disebarkan kepada manusia lain untuk mewujudkan komunikasi sosial. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiwa, tapi lebih merupakan sesuatu yang diserap setelah peristiwa itu terjadi. Berita tidak identik dengan fakta peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi fakta dalam kerangka inti peristiwa.Berita pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasar,dan bahasa dapat menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan tentang realitas peristiwa.
Konstruksi realitas sering menjadikan suatu peristiwa dengan menyelipkan stereotip positif maupun stereotip negatif. Kebanyakan peristiwa dapat melahirkan prasangka tidak lepas dari konflik peristiwa yang terjadi. Seperti konflik bernuansa SARA khususnya agama yang begitu mudah meluas dalam masyarakat kita. Konflik yang terjadi di suatu tempat dapat menyebar ke tempat-tempat lainnya oleh sebab-sebab yang tidak jelas. Dalam kontek inilah media massa sering dituduh sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi opini publik.Media dituduh menyebarluaskan rasa permusuhan, dendam, dan kebencian, sehingga aroma permusuhan justru masuk dalam opini masyarakat.
Konflik bagaimanapun memang harus diberitahukan kepada publik, namun tidak seharusnya peresentasi media disesaki dengan berbagai macam prasangka. Seperti pada kasus tragedi WTC 11 September 2001 yang telah mengemparkan Amerika serikat dan warga dunia. Amerika Serikat adalah negara adidaya yang memiliki pengaruh kuat dalam intervensinya terhadap negara-negara lain. Dari tragedi tersebut telah melahirkan berbagai tuduhan tentang pelaku teror tersebut. Berdasarkan laporan dari pihak intelijen Amerika Serikat telah menyebutkan nama organisasi dan pucuk pimpinan pelaku teror yang ternyata tinggal di salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama islam Afganistan. Dengan dalih melakukan penumpasan terhadap teroris,Amerika Serikat akhirnya menyerang Afganistan.
Dari tahap awal penyerangan inilah timbul bibit prasangka adanya stigmatisasi bahwa teroris dalah selalu umat islam dan yang kedua bahwa amerika Serikat yang berafiliasi Nasrani sangat membenci umat Islam. Timbulah suatu opini bahwa penyerangan negara Amerika Serikat terhadap Afganistan merupakan konflik Internasional bermuatan SARA khususnya agama. Hal-hal seperti ini tidak lepas dari incaran media sebagai bahan berita untuk kemudian direkonstruksikan tentang realitasnya.
Kontruksi realitas sebuah fakta tidak lepas dari unsur ideologis yang ada pada instruksi media tersebut. Khususnya ideologi dengan unsur agama sehingga sulit untuk dilepaskan. Karena latar belakang ideologi yang berbeda dipilihlah Kompas yang memiliki ideologi Nasrani dan Republika yang memiliki ideologi Islam. Perbedaan ideologi tersebut merupakan dasar acuan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana perbandingan isi yang muncul dalam berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika yang diduga menanamkan sikap prasangka dalam umat beragama berkaitan dengan kasus peledakan WTC dan Pentagon di Amerika Serikat, pada periode 8-14 Oktober 2001?”. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan beberapa tinjauan pustaka sebagai acuan, antara lain pengertian komunikasi massa, pengertian pers, pengertian berita, isi media sebagai konstruksi realitas, dan terjadinya prasangka sosial. Selain itu menelaah tentang studi kritis terhadap wacana dengan salah satu unsur analisis semiotika teks berita yang menggunakan bahasa sebagai simbol dalam bentuk teks.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kualitatif dengan kerangka semiotik sosial dalam pandangan konstruktivisme. Kerangka semiotik sosial yang dipakai adalah analisis semiotika menurut M.A.K Halliday dengan pembentukan wacana dalam kategori medan wacana, pelibat wacana, dan mode wacana. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis bahasa kritis (Critical Linguistic). Ruang lingkup penelitian adalah berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika periode 8-14 Oktober 2001, dengan pengumpulan data secara dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil analisis teks berita bahwa terdapat muatan prasangka antar umat beragama dalam pemberitaan tragedi WTC dan Pentagon. Media Republika memiliki muatan prasangka antar umat beragama lebih banyak dibandingkan dengan Media Kompas.


Deskripsi Alternatif :

Berita muncul dalam benak manusia untuk disebarkan kepada manusia lain untuk mewujudkan komunikasi sosial. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiwa, tapi lebih merupakan sesuatu yang diserap setelah peristiwa itu terjadi. Berita tidak identik dengan fakta peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi fakta dalam kerangka inti peristiwa.Berita pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasar,dan bahasa dapat menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan tentang realitas peristiwa.
Konstruksi realitas sering menjadikan suatu peristiwa dengan menyelipkan stereotip positif maupun stereotip negatif. Kebanyakan peristiwa dapat melahirkan prasangka tidak lepas dari konflik peristiwa yang terjadi. Seperti konflik bernuansa SARA khususnya agama yang begitu mudah meluas dalam masyarakat kita. Konflik yang terjadi di suatu tempat dapat menyebar ke tempat-tempat lainnya oleh sebab-sebab yang tidak jelas. Dalam kontek inilah media massa sering dituduh sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi opini publik.Media dituduh menyebarluaskan rasa permusuhan, dendam, dan kebencian, sehingga aroma permusuhan justru masuk dalam opini masyarakat.
Konflik bagaimanapun memang harus diberitahukan kepada publik, namun tidak seharusnya peresentasi media disesaki dengan berbagai macam prasangka. Seperti pada kasus tragedi WTC 11 September 2001 yang telah mengemparkan Amerika serikat dan warga dunia. Amerika Serikat adalah negara adidaya yang memiliki pengaruh kuat dalam intervensinya terhadap negara-negara lain. Dari tragedi tersebut telah melahirkan berbagai tuduhan tentang pelaku teror tersebut. Berdasarkan laporan dari pihak intelijen Amerika Serikat telah menyebutkan nama organisasi dan pucuk pimpinan pelaku teror yang ternyata tinggal di salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama islam Afganistan. Dengan dalih melakukan penumpasan terhadap teroris,Amerika Serikat akhirnya menyerang Afganistan.
Dari tahap awal penyerangan inilah timbul bibit prasangka adanya stigmatisasi bahwa teroris dalah selalu umat islam dan yang kedua bahwa amerika Serikat yang berafiliasi Nasrani sangat membenci umat Islam. Timbulah suatu opini bahwa penyerangan negara Amerika Serikat terhadap Afganistan merupakan konflik Internasional bermuatan SARA khususnya agama. Hal-hal seperti ini tidak lepas dari incaran media sebagai bahan berita untuk kemudian direkonstruksikan tentang realitasnya.
Kontruksi realitas sebuah fakta tidak lepas dari unsur ideologis yang ada pada instruksi media tersebut. Khususnya ideologi dengan unsur agama sehingga sulit untuk dilepaskan. Karena latar belakang ideologi yang berbeda dipilihlah Kompas yang memiliki ideologi Nasrani dan Republika yang memiliki ideologi Islam. Perbedaan ideologi tersebut merupakan dasar acuan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana perbandingan isi yang muncul dalam berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika yang diduga menanamkan sikap prasangka dalam umat beragama berkaitan dengan kasus peledakan WTC dan Pentagon di Amerika Serikat, pada periode 8-14 Oktober 2001?”. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan beberapa tinjauan pustaka sebagai acuan, antara lain pengertian komunikasi massa, pengertian pers, pengertian berita, isi media sebagai konstruksi realitas, dan terjadinya prasangka sosial. Selain itu menelaah tentang studi kritis terhadap wacana dengan salah satu unsur analisis semiotika teks berita yang menggunakan bahasa sebagai simbol dalam bentuk teks.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kualitatif dengan kerangka semiotik sosial dalam pandangan konstruktivisme. Kerangka semiotik sosial yang dipakai adalah analisis semiotika menurut M.A.K Halliday dengan pembentukan wacana dalam kategori medan wacana, pelibat wacana, dan mode wacana. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis bahasa kritis (Critical Linguistic). Ruang lingkup penelitian adalah berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika periode 8-14 Oktober 2001, dengan pengumpulan data secara dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil analisis teks berita bahwa terdapat muatan prasangka antar umat beragama dalam pemberitaan tragedi WTC dan Pentagon. Media Republika memiliki muatan prasangka antar umat beragama lebih banyak dibandingkan dengan Media Kompas.

(Universal Documentary
UD0001A/08122009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar