Sabtu, 26 Desember 2009

DAHSYATNYA PIKIRAN MANUSIA (3)


Tuhan menciptakan otak manusia, dan otak ini dibagi dalam dua bagian, yakni otak kira dan otak kanan yang memiliki fungsi yang berbeda.

1. Fungsi Otak Kiri
Otak bagian kiri juga sering disebut otak obyektif karena fungsinya adalah menilai secara obyektif. Otak kiri memiliki logika, nalar, bersifat objektif, lebih menerima kata-kata (verbal), self-oriented (suka sendiri atau mandiri), meniru, dan terarah atau punya tujuan.

2. Otak kanan memiliki fungsi: intuisi, emosi, subyektif, lebih menerima apa yang dilihat (visual), group oriented (suka berkelompok), relational (mementingkan hubungan antar pribadi), creatif dan suka tidak terarah (suka bermain/playfulness).

Jadi kita melihat bahwa fungsi otak kira dan otak kanan itu sepertinya bertentangan. Dan inilah yang mengendalikan manusia. Tergantung otak bagian mana yang lebih berperan. Kalau kita terlalu kritis, suka sendiri dan suka cuek pada situasi di sekitar kita berarti otak kiri lebih dominan. Tetapi kalau kita gampang emosi, suka berkelompok, punya banyak teman berarti otak kanan kita lebih dominan. Tentu saja dalam kehidupan keseharian kita, kita perlu menyeimbangkan kedua belah otak kita.

Senin, 07 Desember 2009

Analisa Teks Berita Tentang Tragedi WTC Dan Pentagon


Analisa Teks Berita Tentang Tragedi WTC Dan Pentagon
( Analisis semiotika berita utama di surat kabar Kompas dan Republika yang diduga bersikap menanamkan prasangka antar umat beragama periode 8-14 Oktober 2001)

Undergraduate Theses from JIPTUMM / 2003-05-22 14:22:24
Oleh : Dandi Aditya (96220299), Communication Science
Dibuat : 2003-05-22, dengan 3 file

Berita muncul dalam benak manusia untuk disebarkan kepada manusia lain untuk mewujudkan komunikasi sosial. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiwa, tapi lebih merupakan sesuatu yang diserap setelah peristiwa itu terjadi. Berita tidak identik dengan fakta peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi fakta dalam kerangka inti peristiwa.Berita pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasar,dan bahasa dapat menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan tentang realitas peristiwa.
Konstruksi realitas sering menjadikan suatu peristiwa dengan menyelipkan stereotip positif maupun stereotip negatif. Kebanyakan peristiwa dapat melahirkan prasangka tidak lepas dari konflik peristiwa yang terjadi. Seperti konflik bernuansa SARA khususnya agama yang begitu mudah meluas dalam masyarakat kita. Konflik yang terjadi di suatu tempat dapat menyebar ke tempat-tempat lainnya oleh sebab-sebab yang tidak jelas. Dalam kontek inilah media massa sering dituduh sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi opini publik.Media dituduh menyebarluaskan rasa permusuhan, dendam, dan kebencian, sehingga aroma permusuhan justru masuk dalam opini masyarakat.
Konflik bagaimanapun memang harus diberitahukan kepada publik, namun tidak seharusnya peresentasi media disesaki dengan berbagai macam prasangka. Seperti pada kasus tragedi WTC 11 September 2001 yang telah mengemparkan Amerika serikat dan warga dunia. Amerika Serikat adalah negara adidaya yang memiliki pengaruh kuat dalam intervensinya terhadap negara-negara lain. Dari tragedi tersebut telah melahirkan berbagai tuduhan tentang pelaku teror tersebut. Berdasarkan laporan dari pihak intelijen Amerika Serikat telah menyebutkan nama organisasi dan pucuk pimpinan pelaku teror yang ternyata tinggal di salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama islam Afganistan. Dengan dalih melakukan penumpasan terhadap teroris,Amerika Serikat akhirnya menyerang Afganistan.
Dari tahap awal penyerangan inilah timbul bibit prasangka adanya stigmatisasi bahwa teroris dalah selalu umat islam dan yang kedua bahwa amerika Serikat yang berafiliasi Nasrani sangat membenci umat Islam. Timbulah suatu opini bahwa penyerangan negara Amerika Serikat terhadap Afganistan merupakan konflik Internasional bermuatan SARA khususnya agama. Hal-hal seperti ini tidak lepas dari incaran media sebagai bahan berita untuk kemudian direkonstruksikan tentang realitasnya.
Kontruksi realitas sebuah fakta tidak lepas dari unsur ideologis yang ada pada instruksi media tersebut. Khususnya ideologi dengan unsur agama sehingga sulit untuk dilepaskan. Karena latar belakang ideologi yang berbeda dipilihlah Kompas yang memiliki ideologi Nasrani dan Republika yang memiliki ideologi Islam. Perbedaan ideologi tersebut merupakan dasar acuan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana perbandingan isi yang muncul dalam berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika yang diduga menanamkan sikap prasangka dalam umat beragama berkaitan dengan kasus peledakan WTC dan Pentagon di Amerika Serikat, pada periode 8-14 Oktober 2001?”. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan beberapa tinjauan pustaka sebagai acuan, antara lain pengertian komunikasi massa, pengertian pers, pengertian berita, isi media sebagai konstruksi realitas, dan terjadinya prasangka sosial. Selain itu menelaah tentang studi kritis terhadap wacana dengan salah satu unsur analisis semiotika teks berita yang menggunakan bahasa sebagai simbol dalam bentuk teks.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kualitatif dengan kerangka semiotik sosial dalam pandangan konstruktivisme. Kerangka semiotik sosial yang dipakai adalah analisis semiotika menurut M.A.K Halliday dengan pembentukan wacana dalam kategori medan wacana, pelibat wacana, dan mode wacana. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis bahasa kritis (Critical Linguistic). Ruang lingkup penelitian adalah berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika periode 8-14 Oktober 2001, dengan pengumpulan data secara dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil analisis teks berita bahwa terdapat muatan prasangka antar umat beragama dalam pemberitaan tragedi WTC dan Pentagon. Media Republika memiliki muatan prasangka antar umat beragama lebih banyak dibandingkan dengan Media Kompas.


Deskripsi Alternatif :

Berita muncul dalam benak manusia untuk disebarkan kepada manusia lain untuk mewujudkan komunikasi sosial. Berita yang muncul dalam benak manusia itu bukan suatu peristiwa, tapi lebih merupakan sesuatu yang diserap setelah peristiwa itu terjadi. Berita tidak identik dengan fakta peristiwa, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi fakta dalam kerangka inti peristiwa.Berita pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasar,dan bahasa dapat menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan tentang realitas peristiwa.
Konstruksi realitas sering menjadikan suatu peristiwa dengan menyelipkan stereotip positif maupun stereotip negatif. Kebanyakan peristiwa dapat melahirkan prasangka tidak lepas dari konflik peristiwa yang terjadi. Seperti konflik bernuansa SARA khususnya agama yang begitu mudah meluas dalam masyarakat kita. Konflik yang terjadi di suatu tempat dapat menyebar ke tempat-tempat lainnya oleh sebab-sebab yang tidak jelas. Dalam kontek inilah media massa sering dituduh sebagai faktor dominan dalam mempengaruhi opini publik.Media dituduh menyebarluaskan rasa permusuhan, dendam, dan kebencian, sehingga aroma permusuhan justru masuk dalam opini masyarakat.
Konflik bagaimanapun memang harus diberitahukan kepada publik, namun tidak seharusnya peresentasi media disesaki dengan berbagai macam prasangka. Seperti pada kasus tragedi WTC 11 September 2001 yang telah mengemparkan Amerika serikat dan warga dunia. Amerika Serikat adalah negara adidaya yang memiliki pengaruh kuat dalam intervensinya terhadap negara-negara lain. Dari tragedi tersebut telah melahirkan berbagai tuduhan tentang pelaku teror tersebut. Berdasarkan laporan dari pihak intelijen Amerika Serikat telah menyebutkan nama organisasi dan pucuk pimpinan pelaku teror yang ternyata tinggal di salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama islam Afganistan. Dengan dalih melakukan penumpasan terhadap teroris,Amerika Serikat akhirnya menyerang Afganistan.
Dari tahap awal penyerangan inilah timbul bibit prasangka adanya stigmatisasi bahwa teroris dalah selalu umat islam dan yang kedua bahwa amerika Serikat yang berafiliasi Nasrani sangat membenci umat Islam. Timbulah suatu opini bahwa penyerangan negara Amerika Serikat terhadap Afganistan merupakan konflik Internasional bermuatan SARA khususnya agama. Hal-hal seperti ini tidak lepas dari incaran media sebagai bahan berita untuk kemudian direkonstruksikan tentang realitasnya.
Kontruksi realitas sebuah fakta tidak lepas dari unsur ideologis yang ada pada instruksi media tersebut. Khususnya ideologi dengan unsur agama sehingga sulit untuk dilepaskan. Karena latar belakang ideologi yang berbeda dipilihlah Kompas yang memiliki ideologi Nasrani dan Republika yang memiliki ideologi Islam. Perbedaan ideologi tersebut merupakan dasar acuan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana perbandingan isi yang muncul dalam berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika yang diduga menanamkan sikap prasangka dalam umat beragama berkaitan dengan kasus peledakan WTC dan Pentagon di Amerika Serikat, pada periode 8-14 Oktober 2001?”. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan beberapa tinjauan pustaka sebagai acuan, antara lain pengertian komunikasi massa, pengertian pers, pengertian berita, isi media sebagai konstruksi realitas, dan terjadinya prasangka sosial. Selain itu menelaah tentang studi kritis terhadap wacana dengan salah satu unsur analisis semiotika teks berita yang menggunakan bahasa sebagai simbol dalam bentuk teks.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kualitatif dengan kerangka semiotik sosial dalam pandangan konstruktivisme. Kerangka semiotik sosial yang dipakai adalah analisis semiotika menurut M.A.K Halliday dengan pembentukan wacana dalam kategori medan wacana, pelibat wacana, dan mode wacana. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis bahasa kritis (Critical Linguistic). Ruang lingkup penelitian adalah berita utama pada surat kabar harian Kompas dan Republika periode 8-14 Oktober 2001, dengan pengumpulan data secara dokumentasi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil analisis teks berita bahwa terdapat muatan prasangka antar umat beragama dalam pemberitaan tragedi WTC dan Pentagon. Media Republika memiliki muatan prasangka antar umat beragama lebih banyak dibandingkan dengan Media Kompas.

(Universal Documentary
UD0001A/08122009)

Minggu, 06 Desember 2009

Program UNIVERSAL DOCUMENTARY


UNIVERSAL DOCUMENTARY merupakan program yang digulirkan MYC untuk mendokumentasi berbagai data dan fakta berkaitan dengan penyelenggaraan Budaya dan Sejarah Yang Komprehensif Dalam Perspektif Khalifah Fil Ardhi.

Universal Documentary akan menyuguhkan informasi tentang Budaya dan Sejarah Yang Komprehensif dengan mengedapankan:
1. Tema-tema aktual dengan pendekatan Budaya dan Sejarah Yang Komprehensif,
2. Peristiwa atau momentum yang terjadi di masyarakat dunia,
3. Tema-tema dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah serta Perjalanan Dinamis Umat Islam. (MYC 07122009).

DAHSYATNYA PIKIRAN MANUSIA (2)

Untuk Memahami DAHSYATNYA PIKIRAN MANUSIA perlu mengetahui dan memahami proses keberadaan manusia secara utuh. Ada dua hal yang harus diketahui dalam memahami proses keberadaan manusia secara utuh sebagai langkah awal memahami Dahsyatnya Pikiran Manusia.

Pertama, kisah penciptaan manusia awal yaitu Adam dan Hawa. Manusia diciptakan dari unsur tanah yang menjadi aspek jasmani atau fisik manusia

Kemudian dari tanah ini diolah bersama unsur air menjadi bentuk yang belum sempurna. Kemudian terjadi proses pembakaran (unsur api) dan peniupan ruh yang menunjukkan aspek dari unsur udaraib sehingga termanefestasikan dalam diri MANUSIA.


Dari ini menjelaskan bahwa manusia mempunyai tiga potensi utama, yaitu: jasad, akal dan ruhani. Ketiga potensi ini saling mengisi satu sama lainnya.

Sifat api dan air menjadi dominan dalam akal pikiran manusia. Sedangkan ruhani manusia didominasi oleh sifat udara. Jasad manusia menunjukkan sifat dari unsur tanah.

Kedua, kisah Adam di surga dan diturunkan di Bumi. Setelah penciptaan Adam dan Hawa, meereka ditempatkan di surga.

Di surga, manusia (Adam dan Hawa) menerima berbagai fasilitas yang nikmat, enak dan nyaman. Salah satu perintah Allah pada Adam dan Hawa adalah jangan mendekati suatu pohon dan jangan memakan buahnya.

Godaan Setan/Iblis menjerumuskan Adam dan Hawa dalam pelanggaran perintah Allah. Akibat godaan Setan, Adam dan Hawa memakan buah dari pohon yang dilarang didekati oleh Allah.

Akibatnya? Adam dan Hawa harus kehilangan fasilitasnya di surga karena perbuatannya sendiri. Adam dan Hawa diturunkan di bumi serta fasilitas di surga dilepas dan berjuang hidup di bumi.

Ini bagian dari skenario Allah berkaitan dengan proses kehidupan manusia yang ditugaskan sebagai khalifah fil ardhi (pengemban amanah dari Allah di muka bumi). Sebelumnya, manusia (Adam) dibekali dengan kemampuan mengetahui segala sesuatu nama (asma) yang ada di alam ini.

Kemampua mengetahui segala sesuatu nama sangat berkaitan dengan kemampuan akal pikiran manusia. Kemampuan akal pikiran manusia menjadi modal utama manusia dalam mengemban misinya sebagai khalifah fil ardhi. (Ikuti Terus Pembahasan Ini selanjutnya).(MYC06122009)

Kamis, 03 Desember 2009

DAHSYATNYA PIKIRAN MANUSIA (1)


"Dahsyatnya Pikiran Manusia" ibarat gunung es yang berada di bagian permukaan air. Alam Pikiran (mindset)manusia berada di bawah permukaan, namun mempunyai dampak yang dahsyat dalam kehidupan manusia.

Apa yang dipikirkan, itu yang menjadi perilakunya. Seringkali manusia menyepelekan apa yang ada dalam alam pikirannya. Banyak dari manusia dipengaruhi oleh pikiran yang ada di luar dirinya. Sehingga perilakunya tidak menunjukkan kepribadiannya.

Pikiran menjadi manusia mengada (being). Keberadaan manusia selain ditunjukkan fisik jasadnya, juga ditentukan kondisi ruhaninya. Kondisi ruhani meliputi aspek spiritual dan aspek akal budi (pikiran).

Aspek spiritual dalam diri manusia mengarah pada tujuan yang benar dari keberadaan manusia, yaitu sebagai makhluk yang diciptakan Allah. Motivasi ibadah dalam kebudayaan manusia menjadi bagian inklusif dalam diri manusia (fitrah).

Keperangkapan diri manusia dalam penjara jasad atau fisik menjadi suatu dilema dalam hidup manusia. Penjara fisik manusia mengarah pada nafsu pemenuhan materialisti yang bersifat hewani.

Di sinilah ada dua tarikan yang saling berlawanan, yaitu : ke arah kebenaran dan ke arah kesalahan. Dua kutub yang berlawanan ini menjadi dialogis yang khas dalam perjalanan dinamika budaya dan sejarah peradaban manusia.

Manusia berada di tengah dilema di atas diberkahi dan dianugrahi akal pikiran untuk memilah dan memilih sebagai jalan kehidupan. Ini menunjukkan kekhasan dan keunikan manusia dibandingkan makhluk lainnya dengan kemampuan ia memilah dan memilih mana benar dan salah yang terletak dalam pikiran manusia (mindset).

Kemampuan pikiran manusia membedakan manusia dari makhluk lainnya. Kemampuan pikiran manusia menjadikan manusia istimewa dibandingakan dengan malaikat maupun setan maupun makhluk lainnya.

"Dahsyatnya Pikiran Manusia" menjadi penggerak dari dinamikan budaya, sejarah dan peradaban umat manusia di dunia sepanjang sejarahnya. Untuk lebih mengungkapkan kedahsyatan dari Pikiran Manusia secara jelas adalah dengan mengambil hikmah dari keberadaan Manusia Awal.

Kisah Adam dan Hawa diciptakan, berada disorga serta proses diturunkan ke bumi meletakkan "dahsyatnya pikiran manusia" sebagai peran dan fungsi dari adanya manusia. Tugas pokok dan fungsi manusia sebagai khalifah fil ardhi menjadikan pikiran manusia sebagai sentral dalam kehidupannya di dunia ini. (Ikuti pembahasan selanjut tentang "DAHSYATNYA PIKIRAN MANUSIA"). (MYC04122009)

Selasa, 01 Desember 2009

AGEN MAJALAH MATA AIR


Mas Yopi Center (MYC) menjadi agen Majalah Mata Air untuk se ex Karesidenan Besuki + Lumajang. Majalah Mata Air merupakan asuhan dari Gus Mus (K.H. Mustafa Bisri) seorang Tokoh Nasional dan Ulama yang tidak diragukan integritas ke-islamannya dan kebangsaannya.

Gambar disamping salah satu langganan yang fanatik dengan Majalah MATA AIR. Selain mengedarkan MAJALAH MATA AIR, MYC juga mengadakan palatihan penulisan dan jurnalistik serta konsultasi berbagai permasalahan kehidupan manusia.

Konsultasi yang dikembangkan MYC adalah KONSULTASI BISNIS DAN ENTREUPERNERSHIP yang disingkat KBE. KBE bertujuan membangun dan menciptakan para wirausahawan muda yang mau dan mampu berusaha secara mandiri dengan hasil yang maksimal dan optima.

Misi yang diemban oleh Mas Yopi Center adalah "Menggali dan Mengembangkan Potensi Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Bersama". Salah satu yang dirintis adalah merealisasikan wacana "Pesantren Alami". (MYC 2/12/2009)